Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik SN1


Reaksi SN1 adalah sebuah reaksi substitusi dalam kimia organik. SN1 adalah singkatan dari substitusi nukleofilik dan angka 1 dalam SN1 berarti bahwa tahap penentu laju reaksi SN1 menggunakan reaksi molekul tunggal. Reaksi ini umumnya terjadi pada reaksi alkil halida sekunder ataupun tersier, atau dalam keadaan asam yang kuat, alkohol sekunder dan tersier dan juga melibatkan karbokation.
Reaksi SN1 antara molekul A dan nukleofil B memiliki tiga tahapan:
1.    Pembentukan sebuah karbokation dari A dengan pemisahan gugus lepas dari karbon. Pada tahap ini, reaksi berjalan lambat dan reversibel.
2.  Serangan nukleofilik B bereaksi dengan A. Jika nukleofil tersebut adalah molekul netral (contoh: pelarut), tahap ketiga diperlukan agar reaksi ini selesai. Jika pelarutnya adalah air, maka zat antaranya adalah ion oksonium.
3.  Deprotonasi adalah penyingkiran proton pada nukleofil yang terprotonasi oleh ion ataupun molekul di sekitar.

Adapun ciri-ciri dari reaksi substitusi dalam SN1 adalah :
1Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil
2. Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik.

KINETIKA Reaksi SN1
Tahap penentu laju reaksi ada pada tahap pertama, oleh karena itu laju reaksinya secara umum sama dengan laju pembentukan karbokation dan tidak berpengaruh dengan konsentrasi nukleofil. Oleh karena itu kenukleofilikan tidak menjadi faktor kelajuan reaksi dan laju keseluruhan reaksi hanya bergantung pada konsentarsi pereaksi.
Laju reaksi = k [pereaksi]

RUANG LINGKUP REAKSI
Mekanisme reaksi SN1 cenderung mendominasi ketika atom karbon pusat dikelilingi oleh gugus-gugus yang meruah karena gugus-gugus tersebut menyebabkan halangan sterikuntuk terjadinya reaksi SN2. Selain itu, substituen yang meruab pada karbon pusat juga meningkatkan laju pembentukan karbokation oleh karena terjadinya pelepasan terikan sterik yang terjadi. Karbokation yang terbentuk juga distabilkan oleh stabilisasi induktif dan hiperkonjugasi yang berasal dari gugus alkil yang melekat pada karbon. Postulat Hammond-Leffler mensugestikan bahwa hal ini juga akan meningkatkan laju pembentukan karbokation. Oleh karena itu, mekanisme reaksi SN1 mendominasi pada reaksi di pusat alkil tersierdan juga terlihat pada reaksi di pusat alkil sekunder dengan keberadaan nukleofil lemah.

Permasalahan:
1.Didalam artikel diatas, dijelaskan bahwa “jika nukleofil tersebut adalah molekul netral (contoh: pelarut), tahap ketiga diperlukan agar reaksi ini selesai.” Dari kalimat diatas, apa sebenarnya efek dari pelarut tersebut terhadap mekanisme reaksi substitusi dalam reaksi SN1?
2. Pada artikel diatas, Bagaimana proses deprotonasi dalam reaksi SN1 ini?
3. Mengapa bisa terjadi nukleofil menjadi dua arah?


Komentar

  1. Baik saya Regina Theresya Purba NIM A1C117060 akan membantu liza menjawab permasalahan nomor 1. Dimana diketahui bahwa SN2 umumnya terjadi pada struktur halida primer sedangkan SN1 terjadi pada struktur halida tersier. Hanya pada halida sekunder akan ditemukan 2 kemungkinan.
    Salah satu yang bisa membantu membedakan kedua mekanisme reaksi keduanya adalah kepolaran pelarut. Pelarut polar ada dua yaitu pelarut protik polar dan pelarut aprotik polar. Disebut protik karena kemampuan mendonorkan proton dari gugus hidroksil.
    Pertama, pada mekanisme SN1 dimana intermedietnya berupa ion sehingga pelarut polar protik dapat meningkatkan laju reaksi SN1 karena pelarut polar dapat mensolvasi ion.

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum wr. wb
    Nama : Kurnia Aulia
    Nim : A1C117068

    Disini saya akan mencoba membantu menjawab permasalahan dari Liza yaitu permasalahan nomor 2
    Menurut pendapat saya
    Deprotonasi itu sendiri adalah pelepasan sebuah proton (kation hidrogen H+) dari sebuah molekul, yang akan membentuk sebuah konjugat basa. Atau sama juga dengan penyingkiran atau pelepasan sebuah proton pada nukleofil yang terprotonasi oleh ion ataupun molekul lain yang ada di sekitarnya.
    Semoga bisa membantu 😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konformasi Struktur dan Stereokimia Lanjut Persenyawaan Kimia Organik

Prinsip-Prinsip Sintesis Senyawa Alkaloid

Mekanisme Reaksi Bersaing SN2 dan E2